Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Topeng Malaikat dan Kepalsuan di Sekitar Kita

Bukan hanya ijazah sarjana saja yang palsu tetapi topeng-topeng kepalsuan juga berkeliaran di tengah-tengah kita. Banyak topeng malaikat dijual untuk menutupi muka iblis seseorang.

Bahkan kini sedang marak orang-orang mengoleksi banyak topeng untuk mengecoh orang lain. Tentu saja ada yang sebaliknya, menggunakan topeng iblis guna menutupi muka malaikatnya, namun kebanyakan terjadi membeli topeng malaikat untuk menutupi wajah aslinya yang iblis.

Topeng Malaikat dan Kepalsuan di Sekitar Kita


Pernah terjadi ketika Nabi Musa dalam mimpinya diminta Tuhan untuk mencari hamba kesayangannya yang meninggal dan mayatnya belum diurus. Ia juga diperlihatkan gambaran alamat kekasih Tuhan itu di dalam sebuah dusun yang agak jauh dari kota perkampungan.

Keesokan harinya Nabi Musa mendatangi tempat itu untuk mencari mayat kekasih Tuhan yang belum terurus. Dari rumah ke rumah di dusun itu ditanya perihal mayat kekasih Tuhan tetapi tak seorang pun yang tahu. Dalam suasana putus asa Nabi Musa kembali ke kotanya.

Di tengah perjalanan ia menjumpai seorang tetua di dusun itu. Nabi Musa kembali menanyakan perihal mayat kekasih Tuhan yang meninggal dan belum dikebumikan. Pak Tua juga tidak tahu kalau ada orang shalih meninggal dan mengatakan aku adalah penduduk paling tua di dusun ini, pasti aku tahu kalau ada yang meninggal, apalagi orang baik seperti yang anda ceritakan. Memang kemarin ada orang yang meninggal tetapi kebalikan sifat-sifat yang Anda ceritakan. Ia sumber keonaran dan suka mengambil barang-barang orang. Kini mayatnya masih terbaring di pinggir dusun sana. Tidak ada yang mengurusnya lantaran tercitrakan sebagai orang jahat.

Nabi Musa bersama Pak Tua datang ke tempat mayat itu. Ternyata mayat yang dianggap kekasih Tuhan itu ternyata si tukang onar, yang suka mengambil barang orang. Pak Tua dan Nabi Musa bingung, namun Nabi Musa memastikan wajah orang ini tidak salah. Persis seperti yang diperlihatkan Tuhan dalam mimpinya.

Nabi Musa penasaran, setelah dimakamkan mayat itu ia berusaha mencari tahu siapa sesungguhnya orang yang dianggap sahabat Tuhan itu. Akhirnya ditemukan salah seorang yang mengenal dekat almarhum dan di situ ia membeberkan rahasia sahabatnya, bahwa sesungguhnya almarhum yang menjalankan misi rahasia itu adalah orang baik.

Penguasa di dusun itu sangat dzalim dan kejam. Masyarakat juga sangat egois, yang kaya semakin kaya dan miskin dibiarkan semakin miskin. Banyak sekali warga yang hidupnya teracam karena kehabisan makanan, kedinginan karena tidak punya selimut, kehujanan karena tidak punya tempat berteduh, dan dibiarkan sakit tanpa ada usaha memberinya obat-obatan.

Almarhum selalu membantu untuk menyambung hidup mereka meskipun dengan cara mengambil sebagian harta orang-orang kaya yang pelit untuk disalurkan kepada mereka. Bertahun-tahun melakukan usaha itu meskipun risiko yang amat berbahaya dan mengancam jiwanya.

Ia melihat satu satunya cara membantu mereka yang hidupnya terancam dengan cara memindahkan sebagian harta orang kaya kepada mereka yang betul-betul amat membutuhkannya. Almarhum mengambil barang-barang orang kaya sama sekali bukan untuk kepentingan dirinya, tetapi untuk warga yang hidupnya teracam.

Kisah ini tentu sangat langka, menggunakan topeng iblis guna menutupi wajah malaikatnya. Yang umum terjadi kebalikannya, wajah iblinya dipoles dengan topeng malaikat. Di depan keluarganya ia tampil sebagai ayah atau ibu yang berwibawa, bagaikan malaikat di depan anak-anak dan keluarganya tetapi di luar sana ia tampil sebagai iblis liar.