Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Beberapa Keutamaan Menikah dalam Islam - Single Wajib Baca!



Di antara keutamaan menikah yang lain adalah,bisa menjaga diri dari kerusakan agama nya. Rasulullah pun pernah bersabda mengenai hal ini: "Barang siapa menikah, maka sesungguhnya ia telah memelihara setengah agamanya. Maka hendaknya ia bertaqwa kepada Allah didalam setengahnya lagi".(Ihya' Ulumuddin) Pada umumnya yang bisa merusakan agama seseorang adalah syahwat dan perut. Dan salah satunya bisa diatasi melalui pernikahan.

Umar ra berkata: "Tidak ada larangan untuk menikah bagi orang yang lemah syahwat, ahli maksiat, bahkan orang impoten sekalipun!". Umar mengatakan yang demikian adalah karena agama tidak melarang siapaun untuk menikah. Sedangkan membatasi kepada hal pernikahan hanya buat orang tertentu saja merupakan tindakan yang tercela.

Ibnu Abbas ra berkata: "Tidak sempurna ibadah haji seseorang hingga ia menikah terlebih dahulu!" Bahkan Ibnu Abbas memasukan nikah sebagai bagian yang bisa menyempurnakan ibadah haji. Sebab hati belum bisa dikatakan sehat, selama masih ada kuatnya dorongan nafsu syahwat. Dan hal ini hanya bisa diatasi dengan menikah. Adapun haji baru bisa dikatakan sempurna bila selama menjalankannya seseorang bisa mengosongkan hati dari dorongan nafsu sexual. Ibnu Mas'ud pernah berkata: "Seandainya umuqku tinggal 10 hari lagi, maka aku lebih suka menikah agar aku bisa menjumpai Allah tidak dalam keadaan membujang!"
Ketika Mu'adz bin Jabbal ditinggal mati kedua istrinya yang terkena penyakit kolera, dan saat itu ia pun sedang menderita penyakit yang sama, ia pernah berkata dalam sakitnya: "Nikahkan aku, karena aku tidak suka berjumpa dengan Allah dalam keadaan menduda!"
Mu'adz bin Jabbal ra berkata: "shalatnya orang yang sudah menikah itu lebih utama di bandingkan 40 rakaat dari shalatnya orang yang membujang!"

Alkisah, ada seorang hamba Allah yang sangat tekun beribadah, melebih i ketekunan beribadah orang-orang muslim sezamannya. Hingga hampir menyamai ketekunan ibadahnya seorang nabi. Hal ini tidak luput dari perhatian Nabi yang berdakwah pada zamannya. Nabi itu berkata kepadanya: "Sebaik-baiknya hamba Allah adalah yang tidak meninggalkan sunnah!". Tanya ahli ibadah: "Sunah apa gerangan yang aku tinggalkan?". Jawab nabi itu: "engkau telah meninggalkan menikah!". Kata ahli ibadah: "Aku tidak menijah karena tidak mempunyai bekal yang mencukupi untuk berumah tangga. Kehidupan ku fakir lagi miskin dan sangat bergantung kepada kebaikan orang lain!". Nabi itu pun berkata: "Kefakiran dan kemiskinan itu tidak boleh menjadi penghalang untuk meninggalkan sunnatulkah menikah!"

Akhirnya ahli ibadah itu diambil menantu sendiri oleh nabi tersebut, dan dinikahkan ddngan putrinya sendiri. Berkatalah Abdullah bin Abbas ra:"Menikahlah kalian,sesungguhnya sehari bersama istri itu lebih baik daripada ibadah seribu tahun" Rasulullah saw bersabda kepada seorang bujangan: "Menikahlah kamu, sesungguhnya sebaik-baik umat adalah yang lebih banyak wanitanya!" Dengan menikah seorang lelaki akan mendapatkan wanita yang bisa menolong agamanya dan dunianya, bisa mengurangi beban serta dapat mengasihi anak.
Pada zaman sekarang ini ,senantiasa memohonlah perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari godaan setan dan wanita durhaka. Demi Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah, telah datang masa sunyi dari wanita lebih-lebih pada saat menyendiri,tetapi sudah aku tentukan cara untuk menghindari dari godaan wanita. Tiada daya dan kekuatan kdcuali dengan Allah.
Tentang kesepian nya seorang lelaki yang tidak beristri telah dijelaskan dalam kitab Awariful Ma'arif. Imam Sahrawardi menerangkan hadits yang datang dari Abdullah bin Mas'ud ra, ia berkata: Rasulullah pernah bersabda: "Akan datang pada manusia suatu zaman,dimana orang yang memiliki agama tidak bisa menyelamatkan agama nya, kecuali orang yang melarikan diri dari desa. Mulai dari satu puncak gunung kepuncak gunung yang lain, dari satu lubang sarang sampai kelubang sarang yang lain, seperti garangan yang berjalan!"

Para shahabat lantas bertanya: "Ya Rasulullah, kapan zaman itu terjadi?".Beliau menjawab: "Ketika tidak diperoleh nafkah kehidupan, kecuali dengan melakukan kemaksiatan kepada Allah. Ketika zaman itu terjadi, maka banyak orang membujang!" Lalu para shahabat bertanya: "Bagaimana hal itu bisa terjadi? Ya Rasulullah, padahal engkau telah memerintahkan untuk menikah?". Beliau menjawab: "Pada zaman itu, kerusakan seorang lelaki berada dalam kekuasaan kedua orang tuanya,jika dia sudah tidak mempunyai kedua orang tua,maka kerusakan dirinya berada ditangan istri dan anak nya. Jika ia tidak mempunyai istri dan anak maka kerusakan dirinya berada di tangan kerabatnya! "
Kemudian para shahabat bertanya: "Bagaimana itu bisa terjadi, Ya Rasulullah?". Beliau menjawab: "Sebab kedua orang tuanya,istri dan anaknya, serta kerabat-kerabat nya,semua mencela dirinya. Karne kesulitan ekonominya. Akhirnya ia dibebani oleh sesuatu yang tidak mampu untuk melaksanakannya, sehingga mereka mendorong dirinya untuk melakukan kema'siatan.

pernikahan merupakan sarana meraup keuntungan dunia dan akhirat, maka segeralah menikah :)

sumber artikel : http://nitt4.pun.bz/pernikahan-menjaga-kerusakan-agama.xhtml