Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Banyak Orang Rela Ngantri dan Berdesak-desakan di Raudhah, SebenarnyaAda "Apa" Disana?

Raudhah

Banyak Orang Rela Ngantri dan Berdesak-desakan di Raudhah, Sebenarnya Ada Apa Disana?


Sebenarnya ada apa di Raudhah? Mengapa org berjubel ngantri d Raudhah?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan keutamaan Raudhah. Diantaranya,

[1] Hadis dari Abdullah bin Zaid al-Mazinni radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بَيْنَ بَيْتِى وَمِنْبَرِى رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ

“Antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman surga.” (HR. Bukhari 1195 & Muslim 3434).

[2] Hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang semisal, hanya ada tambahan redaksi,
وَمِنْبَرِى عَلَى حَوْضِى

“Dan mimbarku di atas telagaku..” (HR. Bukhari 1196 & Muslim 3436)

[3] Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مِنْبَرِي هَذَا عَلَى تُرْعَةٍ مِنْ تُرَعِ الْجَنَّةِ

“Mimbarku ini merupakan salah satu tur’ah surga.” (HR. Ahmad 9812 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Sahl bin Sa’d pernah mengatakan,
كُنَّا نَقُولُ الـمِنْبَر عَلَى تُرعَةٍ مِن تُرَعِ الجَنَّة قَال سَهلٌ: هَل تَدْرُونَ مَا التُّرعَة؟ هُوَ البَابُ

Kami meyakini bahwa mimbar itu berada di atas tur’ah surga. Sahl bertanya, “Tahukah kalian, apa itu tur’ah?” Tur’ah artinya pintu. (HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir 5888)

[4] Hadis dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ قَوَائِمَ مِنْبَرِى هَذَا رَوَاتِبُ فِى الْجَنَّةِ

“Sesungguhnya kaki-kaki mimbarku ini adalah salah satu kedudukan yang tinggi di surga.” (HR. Nasai 704 dan dishahihkan al-Albani).

Ulama berbeda pendapat dalam memahami hadis ini.

Ibnu Abdil Bar mengatakan,
اختلف العلماء في تأويل قوله ما بين بيتي ومنبري روضة من رياض الجنة فقال منهم قائلون ترفع تلك البقعة يوم القيامة فتجعل روضة من الجنة وقال آخرون هذا على المجاز

Ulama berbeda pendapat mengenai makna hadis tentang raudhah di atas. Sebagian berpendapat bahwa tempat itu akan diangkat pada hari kiamat dan dijadikan sebagai taman surga. Sebagian yang lain berpendapat bahwa hadis ini kalimat majaz.

Ibnu Abdil Bar melanjutkan,
لما كان جلوسه وجلوس الناس إليه يتعلمون القرآن والدين والإيمان هنالك شبه ذلك الموضع بالروضة لكريم ما يجتنى فيها وأضافها إلى الجنة كما قال عليه الصلاة والسلام : ” الجنة تحت ظلال السيوف ” يعني أنه عمل يدخل المسلم الجنة

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk, dan para sahabat duduk di hadapan beliau, mereka belajar al-Quran, agama, dan iman, itulah yang menjadi alasan tempat ini disamakan dengan taman surga, karena kemuliaan pahala yang didapatkan di majlis itu. dan beliau kaitkan dengan surga, seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Surga itu di bawah bayang-bayang pedang.” Artinya, jihad adalah amal yang bisa mengantarkan seorang muslim menuju surga. (at_Tamhid, 2/287).

Keterangan lain disampaikan an-Nawawi,
قوله ما بين بيتي ومنبري روضة من رياض الجنة ذكروا في معناه قولين أحدهما أن ذلك الموضع بعينه ينقل إلى الجنة والثاني أن العبادة فيه تؤدى إلى الجنة

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Antara rumahku dan mimbarku adalah raudhah.” Para ulama menyebutkan ada 2 pendapat ulama mengenai makna hadis ini. Pertama, tempat itu akan dipindah ke surga. Kedua, bahwa ibadah di sana akan mengantarkan ke surga.

Kita akan mengulang kedua kesimpulan perbedaan pendapat di atas,

Pertama, bahwa makna hadis ini sesuai tekstualnya. Artinya, bahwa tempat ini (antara rumah dan mimbar Nabi) akan diangkat oleh Allah dan dijadikan taman surga.

Kedua, Sehingga ibadah di sana akan mengantarkan seseorang menuju surga.

Ketiga, bahwa hadis ini bentuknya majaz (kiasan), dalam arti, tempat antara rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mimbar beliau disebut sebagai raudhah, karena di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, di tempat ini wahyu disampaikan, kajian dirutinkan, iman ditumbuhkan, ibadah disemarakkan, semua sahabat khusyu dan tunduk di hadapan Allah Ta’ala.

Kesimpulan ini disampaikan al-Hafidz Ibnu Hajar – rahimahullah –. Dan menurut beliau, pendapat ketiga paling mendekati kebenaran. (Fathul Bari, 4/100).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut forum kajian islam di masjid dengan raudhah. Dinyatakan dalam hadis,
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ، فَارْتَعُوا “، قَالُوا: وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ: ” حِلَقُ الذِّكْرِ

Apabila kalian melewati taman surga, mendekatlah. Sahabat bertanya, “Apa itu taman surga?” beliau bersabda, “Halaqah ilmu.” (HR. Turmudzi 3852, Ahmad 12523 dan dishahihkan al-Hakim)

Selain itu, Raudhah merupakan tempat yang paling mulia di dalam masjid Nabawi, maka diharapkan beribadah dengan doa dan shalat memiliki nilai keutamaan lebih.

Sebutan tempat tersebut sebagai "salah satu taman surga" menurut para ulama bisa bermakna hakiki maupun majazi. Makna hakiki bahwa tempat tersebut kelak di Hari Kiamat akan diangkat ke surga. Atau majazi bahwa yang dimaksud amalan yang dilaksanakan di sana mengantarkan pelakunya untuk masuk ke taman-taman surga.

Sebagian ulama menjelaskan mengapa Raudhah begitu istimewa. Karena di situlah Nabi banyak berjalan dari rumah ke masjid untuk beribadah, khususnya shalat. Di situ pula Nabi sering menyampaikan ilmu, berzikir, dan melaksanakan amal shalih lain yang mengantarkan banyak orang ke surga.

Saya ingin mengingatkan apa yang sering diingatkan oleh para ulama ketika berbicara tentang keutamaan Raudhah. Banyak ulama mengingatkan bahwa Nabi juga menjelaskan bahwa ada banyak taman surga. Jika kita melalui taman-taman surga itu, hendaknya menyempatkan diri untuk berekreasi menikmatinya, makan dan minum di dalamnya seleluasa mungkin.
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ ؛ فَارْتَعُوا ". قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ. قَالَ " الْمَسَاجِدُ ". قُلْتُ : وَمَا الرَّتْعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ

"Jika kalian berlalu di taman-taman surga, hendaklah kalian menikmati, makan, dan minumlah." Saya bertanya,"Apakah taman-taman surga itu?" Beliau bersabda, "Masjid-masjid." Saya bertanya, "Apa yang dimaksud menikmati, makan, dan minum." Beliau menjawab, "Ucapan Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Illallah Wallahu Akbar." (HR. Tirmidzi)

Riwayat lain menyatakan bahwa yang dimaksud adalah halaqah zikir. Tidak ada pertentangan. Halaqah zikir memang banyak dan lebih utama dilaksanakan di masjid.

Alhamdulillah yang Mahaluas karunia-Nya. Jika setiap saat orang-orang berebut, berdesakan untuk masuk Raudhah di Masjid Nabawi, akankah kita juga berebut menikmati taman-taman surga di kampung halaman, di dekat rumah kita? Akankah kita berebut ke masjid, menghadiri halaqah zikir dan majelis-majelis ilmu yang diselenggarakan di masjid-masjid itu?

Seperti Raudhah di Masjid Nabawi, masjid-masjid dan tempat-tempat halaqah zikir itu bisa jadi diangkat ke surga di Hari Kiamat kelak. Atau tempat itu akan mengantarkan orang-orang yang beramal di dalamnya memasuki taman-taman surga. Wallahu a'lam.