Di Madura, Goyangan Penyanyi Dangdut Bisa Bikin Seorang PNS Lupa Anak Istri
Goyang pinggul penyanyi dangdut, bikin Narko, 37, jadi lupa anak istri. Tapi karena sebagai PNS tak boleh poligami, diam-diam Narko nikah siri dengan Evi Sanep (saking Sumenep), 30. Ketika digerebek istrinya, Narko – Evi Sanep tertangkap tangan sedang sekamar di rumah kos-kosan. Padahal Evi juga masih punya keluarga.
Dunia dangdut agaknya sedang berduka. Setelah anak Rhoma Irama terjerat kasus narkoba, kini gantian anak dan menantu Elvy Sukaesih juga terjerat narkoba. Apakah narkoba bisa bikin penyanyi dangdut lebih tahan lama di panggung? Goyangannya lebih hot? Belum diketahui secara jelas. Yang pasti di Sumenep Madura, goyangan penyanyi dangdut bisa bikin seorang PNS lupa anak bini.
Nama PNS itu Narko. Maka disinilah bedanya; ada pedangdut tergila-gila narkoba, tapi ada pula Narko yang tergila-gila penyanyi dangdut. Keduanya tentu sama-sama bikin rusak. Narko ini misalnya, bisa kena sanksi sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), karena melanggar PP-10. Bila dipecat gara-gara poligami, apa siap nantinya tiap hari cuma makan supermi?
Narko warga Manding, Sumenep, kebetulan menjadi PNS di Kecamatan Manding. Dalam sebuah resepsi dia melihat kehebatan Evi Sanep, penyanyi dangdut yang biasa pentas di hiburan-hiburan kampung. Melihat goyang dangdut di Evi, ukuran celana Narko langsung berubah dari M ke XXL. Dia lupa bahwa di rumah punya istri dan anak.
Di sela-sela pentas itu Narko sempat berkenalan, dan terus nyambung. Artinya setiap hari keduanya berkomunikasi baik lewat WA maupun telpon biasa. Keduanya pun sampai jalan bareng. Padahal, Evi Sanep ini juga punya keluarga dan anak. Tapi begitulah cinta, asal sudah melekat jadi lupa keluarga dan kerabat.
Perubahan sikap dan siasat jahat Narko lama-lama terdeteksi oleh istrinya, Yayuk, 32. Tak biasanya Narko suka memutar lagu dangdut, tapi kini demen banget.
Makin curiga ketika amplop gaji tak lagi diterima utuh. Apakah gara-gara anggaran kementrian dipangkas, lalu gaji PNS terpangkas pula? Kan tidak. Tapi Narko berani mengatakan itu sebagai alasan kenapa amplop gajinya berkurang.
Yayuk terus menyelidiki kebijakan yang merugikannya itu, meski tanpa lewat Pansus. Hasilnya, diperoleh informasi bahwa suaminya memang sedang punya WIL, sehingga sebagian anggaran mengalir untuk koalisi haram itu.
Tentu saja Yayuk tak terima. Masak anggaran luar negeri kok dibebankan ke anggaran dalam negeri.
“Mau manjakan “si entong” tapi tipis di kantong, ya begini akibatnya.” kata Yayuk geram.
Meski sudah diperoleh data akurat, ternyata Narko tak mau juga mengaku. Malah balik mengancam, menjatuhkan martabat suami di depan publik bisa diancam pidana. Lagaknya sudah seperti anggota DPR saja. Tapi Yayuk tak gentar, dia terus mencoba melawan suami yang suka membelokkan kebenaran dan anggaran.
Begitu data-datanya semakin valid, beberapa hari lalu Yayuk minta tolong Satpol PP Kecamatan Batuan Sumenep, untuk menggerebek pasangan Narko – Eni Sanep itu. Hasilnya sangat gemilang, keduanya ditemukan sedang tidur seranjang. Mereka lalu digelandang ke kantor Kecamatan Batuan. Mereka mengaku sudah menikah siri dengan biaya Rp 100.000,-
Waduh, Murah amat!
Dunia dangdut agaknya sedang berduka. Setelah anak Rhoma Irama terjerat kasus narkoba, kini gantian anak dan menantu Elvy Sukaesih juga terjerat narkoba. Apakah narkoba bisa bikin penyanyi dangdut lebih tahan lama di panggung? Goyangannya lebih hot? Belum diketahui secara jelas. Yang pasti di Sumenep Madura, goyangan penyanyi dangdut bisa bikin seorang PNS lupa anak bini.
Nama PNS itu Narko. Maka disinilah bedanya; ada pedangdut tergila-gila narkoba, tapi ada pula Narko yang tergila-gila penyanyi dangdut. Keduanya tentu sama-sama bikin rusak. Narko ini misalnya, bisa kena sanksi sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara), karena melanggar PP-10. Bila dipecat gara-gara poligami, apa siap nantinya tiap hari cuma makan supermi?
Narko warga Manding, Sumenep, kebetulan menjadi PNS di Kecamatan Manding. Dalam sebuah resepsi dia melihat kehebatan Evi Sanep, penyanyi dangdut yang biasa pentas di hiburan-hiburan kampung. Melihat goyang dangdut di Evi, ukuran celana Narko langsung berubah dari M ke XXL. Dia lupa bahwa di rumah punya istri dan anak.
Di sela-sela pentas itu Narko sempat berkenalan, dan terus nyambung. Artinya setiap hari keduanya berkomunikasi baik lewat WA maupun telpon biasa. Keduanya pun sampai jalan bareng. Padahal, Evi Sanep ini juga punya keluarga dan anak. Tapi begitulah cinta, asal sudah melekat jadi lupa keluarga dan kerabat.
Perubahan sikap dan siasat jahat Narko lama-lama terdeteksi oleh istrinya, Yayuk, 32. Tak biasanya Narko suka memutar lagu dangdut, tapi kini demen banget.
Makin curiga ketika amplop gaji tak lagi diterima utuh. Apakah gara-gara anggaran kementrian dipangkas, lalu gaji PNS terpangkas pula? Kan tidak. Tapi Narko berani mengatakan itu sebagai alasan kenapa amplop gajinya berkurang.
Yayuk terus menyelidiki kebijakan yang merugikannya itu, meski tanpa lewat Pansus. Hasilnya, diperoleh informasi bahwa suaminya memang sedang punya WIL, sehingga sebagian anggaran mengalir untuk koalisi haram itu.
Tentu saja Yayuk tak terima. Masak anggaran luar negeri kok dibebankan ke anggaran dalam negeri.
“Mau manjakan “si entong” tapi tipis di kantong, ya begini akibatnya.” kata Yayuk geram.
Meski sudah diperoleh data akurat, ternyata Narko tak mau juga mengaku. Malah balik mengancam, menjatuhkan martabat suami di depan publik bisa diancam pidana. Lagaknya sudah seperti anggota DPR saja. Tapi Yayuk tak gentar, dia terus mencoba melawan suami yang suka membelokkan kebenaran dan anggaran.
Begitu data-datanya semakin valid, beberapa hari lalu Yayuk minta tolong Satpol PP Kecamatan Batuan Sumenep, untuk menggerebek pasangan Narko – Eni Sanep itu. Hasilnya sangat gemilang, keduanya ditemukan sedang tidur seranjang. Mereka lalu digelandang ke kantor Kecamatan Batuan. Mereka mengaku sudah menikah siri dengan biaya Rp 100.000,-
Waduh, Murah amat!