"Masa Orang Gila Bisa Milih Sasaran. Ini Benar Orang Gila atauPura-pura Gila atau Orang Gila yang Dimanfaatkan?"
Teror yang terjadi dan dialami sejumlah ulama atau tokoh agama belakangan ini marak di berbagai tempat. Sepanjang bulan Februari, tercatat paling-tidak terjadi lima kasus tindak kekerasan terhadap pemuka agama dan simbol keagamaan.
Muncul spekulasi-spekulasi mengenai penyebab maraknya penyerangan ulama. salah satu Anggota DPR Jazuli Juwaini meminta hentikan spekulasi dan segera mengungkap aktor sekaligus motif pelaku.
"Jujur masyarakat bertanya-tanya seputar kasus ini. Pertama, kenapa marak penyerangan terhadap ulama dan simbol-simbol agama sekarang ini. Kedua, lebih aneh lagi kenapa pelakunya diduga orang gila, dari 21 kasus 15 diantaranya teridentifikasi pelakunya (diduga) orang gila," kata Jazuli dalam keterangan tertulis, Jumat (23/2/2018).
"Masa orang gila bisa memilih sasaran penyerangan. Ini benar orang gila atau pura-pura gila atau orang gila yang dimanfaatkan?" imbuhnya.
Menurut Jazuli, Polisi terkesan lambat dalam mengungkap kasus ini. Padahal, kasus penyerangan terhadap pendeta di Gereja Santa Lidwina bisa segera diidentifikasi.
"Untuk satu kasus penyerangan Gereja Santa Lidwina di Sleman polisi langsung bisa identifikasi dan menyatakan pelakunya terpengaruh paham radikal (teroris). Memang orang-orang gila yang menyerang ulama dan pesantren ini tidak bisa diidentifikasi asal-usulnya?" tutur Jazuli.
Jazuli menyatakan, adanya spekulasi hanya akan membuat masyarakat bingung. Oleh karena itu sangat penting untuk segera mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
"Presiden harus mendorong kepolisian untuk segera menuntaskan kasus-kasus ini dan memberikan penjelasan kepada masyarakat luas, karena hal ini berpotensi mengganggu stabilitas keamanan nasional," ujar Jazuli.
"Polisi pasti mampu mengungkap kasus ini berkaca dari sigap dan cepatnya mereka mengungkap kasus-kasus terorisme yang notabene lebih complicated aktor dan jaringannya," ungkapnya.
Sementara itu, Aktivis Pemuda NU, Savic Ali meminta kepolisian lebih terbuka untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap pemuka agama belakangan ini.
"Masa orang gila bisa serentak digunakan di beberapa tempat dan menarget?" ujarnya setelah acara diskusi di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Rabu (21/2/2018)
"Masa orang gila nungguin orang shalat di masjid sampai sepi, terus mukulin? Ini, kan, enggak masuk akal juga. Jadi polisi harus lebih terbuka dengan ini," kata dia.
Diharapkan, kasus kekerasan kepada para pemuka agama tidak memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Savic tidak mau berspekulasi terlalu jauh terkait kasus penyerangan kepada pemuka agama. Ia meminta agar kepolisian membongkar kasus tersebut.
Muncul spekulasi-spekulasi mengenai penyebab maraknya penyerangan ulama. salah satu Anggota DPR Jazuli Juwaini meminta hentikan spekulasi dan segera mengungkap aktor sekaligus motif pelaku.
"Jujur masyarakat bertanya-tanya seputar kasus ini. Pertama, kenapa marak penyerangan terhadap ulama dan simbol-simbol agama sekarang ini. Kedua, lebih aneh lagi kenapa pelakunya diduga orang gila, dari 21 kasus 15 diantaranya teridentifikasi pelakunya (diduga) orang gila," kata Jazuli dalam keterangan tertulis, Jumat (23/2/2018).
"Masa orang gila bisa memilih sasaran penyerangan. Ini benar orang gila atau pura-pura gila atau orang gila yang dimanfaatkan?" imbuhnya.
Menurut Jazuli, Polisi terkesan lambat dalam mengungkap kasus ini. Padahal, kasus penyerangan terhadap pendeta di Gereja Santa Lidwina bisa segera diidentifikasi.
"Untuk satu kasus penyerangan Gereja Santa Lidwina di Sleman polisi langsung bisa identifikasi dan menyatakan pelakunya terpengaruh paham radikal (teroris). Memang orang-orang gila yang menyerang ulama dan pesantren ini tidak bisa diidentifikasi asal-usulnya?" tutur Jazuli.
Jazuli menyatakan, adanya spekulasi hanya akan membuat masyarakat bingung. Oleh karena itu sangat penting untuk segera mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
"Presiden harus mendorong kepolisian untuk segera menuntaskan kasus-kasus ini dan memberikan penjelasan kepada masyarakat luas, karena hal ini berpotensi mengganggu stabilitas keamanan nasional," ujar Jazuli.
"Polisi pasti mampu mengungkap kasus ini berkaca dari sigap dan cepatnya mereka mengungkap kasus-kasus terorisme yang notabene lebih complicated aktor dan jaringannya," ungkapnya.
Sementara itu, Aktivis Pemuda NU, Savic Ali meminta kepolisian lebih terbuka untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap pemuka agama belakangan ini.
"Masa orang gila bisa serentak digunakan di beberapa tempat dan menarget?" ujarnya setelah acara diskusi di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Rabu (21/2/2018)
"Masa orang gila nungguin orang shalat di masjid sampai sepi, terus mukulin? Ini, kan, enggak masuk akal juga. Jadi polisi harus lebih terbuka dengan ini," kata dia.
Diharapkan, kasus kekerasan kepada para pemuka agama tidak memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Savic tidak mau berspekulasi terlalu jauh terkait kasus penyerangan kepada pemuka agama. Ia meminta agar kepolisian membongkar kasus tersebut.