Aman Abdurrahman: Insyaallah Saya Akan Keluar Penjara Berupa Mayat Sebagai Syahid
Aman Abdurrahman, terdakwa perkara bom Thamrin, dalam pleidoinya mengaku pernah dilobi warga asing untuk berdamai dengan pemerintah selama di tahanan.
Dirinya mengaku dilobi seorang peneliti bidang kajian Islam bernama Prof Rohan asal Sri Lanka yang bekerja untuk Pemerintah Singapura.
Rohan juga bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia.
Pada awalnya Rohan mewawancarai Aman di sel isolasi Gegana Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, 21 Desember 2018.
Saat itu, Rohan menanyai Aman tentang tauhid, kesyirikan, dan sistem pemerintahan demokrasi, Khilafah Islamiyah dan Hijrah, dan hal-hal yang berkaitan dengan pemikirannya.
Keesokan harinya, Rohan kembali mewawancarai Aman tentang buku-buku dan rekaman kajian yang disebarkan selama di penjara dan di luar penjara.
Kali ini, wawancara Aman direkam oleh Rohan dan timnya.
Dalam pertemuan selanjutnya, Rohan datang melobi Aman melalui tiga pertanyaan.
Pertanyaan pertama, Rohan menawarkan kepada Aman untuk berkompromi dengan pemerintah?
Jika dirinya mau berkompromi dengan pemerintah, maka hukumannya akan diringankan.
"Bila Ustaz Aman mau berkompromi, maka akan langsung dibebaskan, dan bila tidak mau berkompromi, maka akan dipenjara seumur hidup," ujar Aman menirukan omongan Rohan dalam pleidoinya.
Ajakan itu ditolak oleh Aman dengan menegaskan bahwa dirinya tidak mau berkompromi dengan pemerintah.
"Saya tidak akan mau berkompromi dengan pemerintah ini. Saya Insya Allah akan keluar dari penjara berupa mayat sebagai syahid, atau keluar dalam keadaan hidup sebagai pemenang dalam prinsip ini," tegas Aman.
Lalu Rohan mengajak Aman jalan-jalan ke Museum Indonesia, yang langsung ditolak oleh Aman.
Rohan lalu mengajak Aman untuk makan malam di luar penjara. Ajakan tersebut pun ditolak Aman.
"Saya jawab, saya tidak mau. Saya tidak akan keluar dari penjara kecuali berupa mayat sebagai syahid, Insya Allah, atau keluar masih hidup sebagai pemenang," tambah Aman.
Aman meyakini bahwa pertanyaan dari Rohan tersebut merupakan jebakan agar dirinya mau keluar dari prinsipnya.
Aman mengaku sangat bahagia bisa menolak tawaran dari Rohan tersebut.
Dirinya mengaku dilobi seorang peneliti bidang kajian Islam bernama Prof Rohan asal Sri Lanka yang bekerja untuk Pemerintah Singapura.
Rohan juga bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia.
Pada awalnya Rohan mewawancarai Aman di sel isolasi Gegana Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, 21 Desember 2018.
Saat itu, Rohan menanyai Aman tentang tauhid, kesyirikan, dan sistem pemerintahan demokrasi, Khilafah Islamiyah dan Hijrah, dan hal-hal yang berkaitan dengan pemikirannya.
Keesokan harinya, Rohan kembali mewawancarai Aman tentang buku-buku dan rekaman kajian yang disebarkan selama di penjara dan di luar penjara.
Kali ini, wawancara Aman direkam oleh Rohan dan timnya.
Dalam pertemuan selanjutnya, Rohan datang melobi Aman melalui tiga pertanyaan.
Pertanyaan pertama, Rohan menawarkan kepada Aman untuk berkompromi dengan pemerintah?
Jika dirinya mau berkompromi dengan pemerintah, maka hukumannya akan diringankan.
"Bila Ustaz Aman mau berkompromi, maka akan langsung dibebaskan, dan bila tidak mau berkompromi, maka akan dipenjara seumur hidup," ujar Aman menirukan omongan Rohan dalam pleidoinya.
Ajakan itu ditolak oleh Aman dengan menegaskan bahwa dirinya tidak mau berkompromi dengan pemerintah.
"Saya tidak akan mau berkompromi dengan pemerintah ini. Saya Insya Allah akan keluar dari penjara berupa mayat sebagai syahid, atau keluar dalam keadaan hidup sebagai pemenang dalam prinsip ini," tegas Aman.
Lalu Rohan mengajak Aman jalan-jalan ke Museum Indonesia, yang langsung ditolak oleh Aman.
Rohan lalu mengajak Aman untuk makan malam di luar penjara. Ajakan tersebut pun ditolak Aman.
"Saya jawab, saya tidak mau. Saya tidak akan keluar dari penjara kecuali berupa mayat sebagai syahid, Insya Allah, atau keluar masih hidup sebagai pemenang," tambah Aman.
Aman meyakini bahwa pertanyaan dari Rohan tersebut merupakan jebakan agar dirinya mau keluar dari prinsipnya.
Aman mengaku sangat bahagia bisa menolak tawaran dari Rohan tersebut.