Aman Abdurrahman Keluarkan 5 Celotehan, Kapolri: "Tolong Viralkan!"
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta agar pernyataan terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, diviralkan.
Saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi dalam persidangan, Aman menyatakan bahwa hanya orang sakit jiwa yang menamakan serangkaian teror di Surabaya sebagai jihad.
"Tolong nanti viralkan pernyataan Aman Abdurahman di sidang," ujar Kapolri di Mapolda Jambi, Jumat (26/5/2018).
Kapolri menilai penyataan Aman Abdurahman sangat penting untuk meredam aksi teror seperti yang terjadi di Surabaya yakni melakukan bom bunuh diri di Gereja, bahkan melibatkan anak-anak.
Tito percaya hal itu karena Aman Abdurahman adalah pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok yang diduga sebagai dalang bom Surabaya dan aksi teror di sejumlah daerah.
"Amman Abdurahman menyampaikan bahwa melakukan serangan kepada orang kafir, termasuk umat Nasrani, sepanjang dia tidak menggangu tidak boleh dan haram, berdosa, apalagi melakukan bom bunuh diri, membawa anak, itu masuk neraka. Itu bukan kata saya," kata Kapolri.
Sebelumnya, Aman menyebut hanya orang-orang sakit jiwa yang menamakan serangkaian teror tersebut sebagai jihad.
Dua kejadian (teror bom) di Surabaya itu saya katakan, orang-orang yang melakukan, atau merestuinya, atau mengajarkan, atau menamakannya jihad, adalah orang-orang yang sakit jiwanya dan frustrasi dengan kehidupan," ujar Aman.
Aman menyampaikan, aksi bom bunuh diri yang dilakukan ibu dan anaknya di sebuah gereja di Surabaya terjadi karena pelakunya tidak memahami tuntunan jihad.
"Kejadian dua ibu yang menuntun anaknya terus meledakkan diri di parkiran gereja adalah tindakan yang tidak mungkin muncul dari orang yang memahami ajaran Islam dan tuntutan jihad, bahkan tidak mungkin muncul dari orang yang sehat akalnya," kata dia.
5 Celotehan Kontroversial Aman Abdurrahman Pasca-Dituntut Hukuman Mati
Celotehan-celotehan Aman saat mengungkapkan nota pembelaannya dapat dikatakan cukup kontroversial. Berikut lima celotehan mengerikan Aman Abdurrahman pasca-dituntut hukuman mati oleh Jaksa.
1. Aman Abdurrahman Tidak Takut Dihukum Mati
Pada sidang pembacaan nota pembelaan, Aman Abdurrahman mengaku tidak takut divonis hukuman mati oleh Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bahkan, dia mengaku telah siap atas vonis yang akan diberikan oleh Hakim.
Aman mempersilahkan Hakim memberikan vonis hukuman mati untuk dirinya. Menurutnya, apapun hukuman yang akan diberikan kepada dirinya merupakan perbuatan zalim.
2. Aman Pilih Mati Ketimbang Damai dengan Pemerintah
Aman Abdurrahman mengaku pernah dikunjungi oleh Peneliti bidang kajian Islam asal Srilangka, Prof Rohan. Prof Rohan merupakan peneliti yang bekerja untuk Pemerintah Singapura sekaligus Indonesia.
Aman mengaku diajak Prof Rohan untuk berdamai dengan pemerintah. Ajakan Prof Rohan, kata Aman, dibumbui janji-janji manis. Namun, Aman menolak tawaran untuk berdamai.
Aman lebih memilih keluar dari penjara sebagai mayat alias mati ketimbang harus berkompromi dengan pemerintah. Dia lebih memegang teguh prinsipnya dibanding harus menerima tawaran damai.
3. Aman Anggap Kasusnya Sebuah Penjeratan Gaya Baru
Aman Abdurrahman membantah terlibat dalam beberapa aksi teror bom di Indonesia. Dia menganggap kasus-kasus yang dikaitkan dengan dirinya merupakan penjeratan gaya baru pertama di Indonesia.
Pimpinan ISIS di Indonesia tersebut mengaku sama sekali tidak tahu menahu mulai dari peristiwa bom di Sarinah, Thamrin, ataupun ledakan di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Sebab, kata Aman, saat peristiwa itu terjadi, dirinya sedang diisolasi di Lapas Nusakambangan.
4. Aman Sebut Anggota DPR Merupakan Tuhan Jadi-Jadian
Dalam pembacaan nota pembelaan atau pleidoinya, Aman menyebut bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan tuhan jadi-jadian. Sebab, anggota DPR merupakan pembuat kebijakan yang akan dijalankan umat manusia.
Tak hanya itu, kata Aman, penganut atau pengikut kebijakan Pemerintah atau DPR merupakan orang kafir. Sebab, Aman menganggap pengikut kebijakan DPR dan Pemerintah sama dengan penganut berhala model baru.
5. Aman Sebut Pelaku dan Dalang Bom di Surabaya Sakit Jiwa
Aman Abdurrahman angkat bicara terkait rentetan peristiwa teror bom yang terjadi di Surabaya. Kata Aman, pelaku bom bunuh diri di Gereja tidak memahami ajaran Islam dan tuntunan jihad.
Bahkan, pentolan JAD ini menyebut pelaku serta dalang rentetan bom di Surabaya merupakan orang-orang yang sakit jiwa dan hidupnya frustasi. Sebab, dijelaskan Aman, Islam tidak mengajarkan tindakan itu.
Saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi dalam persidangan, Aman menyatakan bahwa hanya orang sakit jiwa yang menamakan serangkaian teror di Surabaya sebagai jihad.
"Tolong nanti viralkan pernyataan Aman Abdurahman di sidang," ujar Kapolri di Mapolda Jambi, Jumat (26/5/2018).
Kapolri menilai penyataan Aman Abdurahman sangat penting untuk meredam aksi teror seperti yang terjadi di Surabaya yakni melakukan bom bunuh diri di Gereja, bahkan melibatkan anak-anak.
Tito percaya hal itu karena Aman Abdurahman adalah pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok yang diduga sebagai dalang bom Surabaya dan aksi teror di sejumlah daerah.
"Amman Abdurahman menyampaikan bahwa melakukan serangan kepada orang kafir, termasuk umat Nasrani, sepanjang dia tidak menggangu tidak boleh dan haram, berdosa, apalagi melakukan bom bunuh diri, membawa anak, itu masuk neraka. Itu bukan kata saya," kata Kapolri.
Sebelumnya, Aman menyebut hanya orang-orang sakit jiwa yang menamakan serangkaian teror tersebut sebagai jihad.
Dua kejadian (teror bom) di Surabaya itu saya katakan, orang-orang yang melakukan, atau merestuinya, atau mengajarkan, atau menamakannya jihad, adalah orang-orang yang sakit jiwanya dan frustrasi dengan kehidupan," ujar Aman.
Aman menyampaikan, aksi bom bunuh diri yang dilakukan ibu dan anaknya di sebuah gereja di Surabaya terjadi karena pelakunya tidak memahami tuntunan jihad.
"Kejadian dua ibu yang menuntun anaknya terus meledakkan diri di parkiran gereja adalah tindakan yang tidak mungkin muncul dari orang yang memahami ajaran Islam dan tuntutan jihad, bahkan tidak mungkin muncul dari orang yang sehat akalnya," kata dia.
5 Celotehan Kontroversial Aman Abdurrahman Pasca-Dituntut Hukuman Mati
Celotehan-celotehan Aman saat mengungkapkan nota pembelaannya dapat dikatakan cukup kontroversial. Berikut lima celotehan mengerikan Aman Abdurrahman pasca-dituntut hukuman mati oleh Jaksa.
1. Aman Abdurrahman Tidak Takut Dihukum Mati
Pada sidang pembacaan nota pembelaan, Aman Abdurrahman mengaku tidak takut divonis hukuman mati oleh Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bahkan, dia mengaku telah siap atas vonis yang akan diberikan oleh Hakim.
Aman mempersilahkan Hakim memberikan vonis hukuman mati untuk dirinya. Menurutnya, apapun hukuman yang akan diberikan kepada dirinya merupakan perbuatan zalim.
2. Aman Pilih Mati Ketimbang Damai dengan Pemerintah
Aman Abdurrahman mengaku pernah dikunjungi oleh Peneliti bidang kajian Islam asal Srilangka, Prof Rohan. Prof Rohan merupakan peneliti yang bekerja untuk Pemerintah Singapura sekaligus Indonesia.
Aman mengaku diajak Prof Rohan untuk berdamai dengan pemerintah. Ajakan Prof Rohan, kata Aman, dibumbui janji-janji manis. Namun, Aman menolak tawaran untuk berdamai.
Aman lebih memilih keluar dari penjara sebagai mayat alias mati ketimbang harus berkompromi dengan pemerintah. Dia lebih memegang teguh prinsipnya dibanding harus menerima tawaran damai.
3. Aman Anggap Kasusnya Sebuah Penjeratan Gaya Baru
Aman Abdurrahman membantah terlibat dalam beberapa aksi teror bom di Indonesia. Dia menganggap kasus-kasus yang dikaitkan dengan dirinya merupakan penjeratan gaya baru pertama di Indonesia.
Pimpinan ISIS di Indonesia tersebut mengaku sama sekali tidak tahu menahu mulai dari peristiwa bom di Sarinah, Thamrin, ataupun ledakan di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Sebab, kata Aman, saat peristiwa itu terjadi, dirinya sedang diisolasi di Lapas Nusakambangan.
4. Aman Sebut Anggota DPR Merupakan Tuhan Jadi-Jadian
Dalam pembacaan nota pembelaan atau pleidoinya, Aman menyebut bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan tuhan jadi-jadian. Sebab, anggota DPR merupakan pembuat kebijakan yang akan dijalankan umat manusia.
Tak hanya itu, kata Aman, penganut atau pengikut kebijakan Pemerintah atau DPR merupakan orang kafir. Sebab, Aman menganggap pengikut kebijakan DPR dan Pemerintah sama dengan penganut berhala model baru.
5. Aman Sebut Pelaku dan Dalang Bom di Surabaya Sakit Jiwa
Aman Abdurrahman angkat bicara terkait rentetan peristiwa teror bom yang terjadi di Surabaya. Kata Aman, pelaku bom bunuh diri di Gereja tidak memahami ajaran Islam dan tuntunan jihad.
Bahkan, pentolan JAD ini menyebut pelaku serta dalang rentetan bom di Surabaya merupakan orang-orang yang sakit jiwa dan hidupnya frustasi. Sebab, dijelaskan Aman, Islam tidak mengajarkan tindakan itu.