Dapat Gaji 266 Juta dari Majikan di Saudi, Warga di Jember Lupa Sosok Nenek Jumanti
Nenek Jumanti alias Qibtiyah, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jember yang dikabarkan hilang hampir 30 tahun di Arab Saudi sudah ditemukan.
Berita ditemukannya Qibtiyah itu langsung viral. Masyarakat ingin tahu di mana sebenarnya tempat tinggal nenek yang telah menerima gaji 266 juta dari majikannya di KBRI Riyadh.
Karena ada beberapa alamat berbeda yang disebut. Mulai dia berasal dari Desa Grajagan Bondowoso, Desa Dadapan Bondowoso, hingga Qibtiyah sebenarnya tinggal di Kabupaten Jember.
Surya.co.id yang berusaha menelusuri tempat tinggalnya, akhirnya mendapat informasi, bahwa Qibtiyah sebenarnya adalah warga Dusun Curah Sawah, Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember.
Soleh, seorang warga Dusun Curah Sawah membenarkan. Menurutnya, Qibtiyah memang berasal dari kampungnya. Tapi sudah lama dia tidak diketahui rimbanya, sehingga dirinya lupa soal sosok wanita yang sudah meninggalkan desa selama sekitar 30 tahun itu.
"Dia memang warga sini, tapi sudah hilang lama puluhan tahun, gak tau kemana. Saya agak lupa, karena waktu itu saya masih bujang" ujarnya, ketika ditemui dirumahnya (3/5/2018).
Dari sini, Surya lantas mendatangi rumah yang diduga rumah Qibtiyah dan sekarang ditinggali anak ketiganya.
Seorang laki-laki yang mengaku suami dari anak ketiga Qibtiyah menemui. Namun, dia enggan memberi penjelasan ke media.
"Kurang tau saya mas, istri saya juga belum tau akan hal itu (nasib Qibtiyah)," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Nenek Jumanti alias Qibtiyah, 74 tahun, menerima gaji sebesar 76 Ribu Riyal atau sekitar 266 juta Rupiah di KBRI Riyadh.
Perempuan asal Jember Jawa Timur ini menerima gaji dari majikan ketiganya yang diwakili oleh keponakan majikan bernama Kapten Ibrahim Muhammad.
Penyerahan gaji dilakukan pada 29 April 2018, atau sebelum peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia. Dengan disaksikan langsung Dubes RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel dan Dubes Saudi untuk Indonesia, Osama as-Syuaibiy.
Diceritakan Dubes Maftuh, Jumanti sebelumnya dinyatakan hilang hampir 30 tahun lamanya, namun kemudian ditemukan oleh Tim Perlindungan WNI KBRI Riyadh.
"Tim mendapatkan bantuan dari Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud, keponakan Raja Salman yang juga menjabat Gubernur Riyadh," ujar Maftuh, Rabu (2/5/2018).
Dalam pertemuan hangat itu, wakil keluarga majikan, Kapten Ibrahim mengatakan Nenek Jumanti sudah dia anggap seperti ibunya sendiri dan keluarganya akan merasa kehilangan ketika Nenek Jumanti alias Qibtiyah pulang ke Indonesia.
Agus menyampaikan, Jumanti sempat berdialog dengan Dubes Saudi untuk Indonesia Obama.
Jumanti menyatakan tinggal di Saudi maupun di Indonesia sama baiknya.
"Osama (Dubes Saudi untuk Indonesia) sempat bertanya dengan bahasa Arab kepada Nenek Qibtiyah: “kepingin tinggal terus di Saudi atau pulang ke Indonesia”. Sang Nenek langsung menjawab: Tinggal di Saudi juga bagus dan pulang ke Indonesia juga bagus”," ungkapnya.
Saat ini, KBRI sedang mengurus kepulangan Jumanti ke Indonesia dengan melakukan diplomatic efforts yakni membuka komunikasi dengan Kemenlu Kerajaan Saudi Arabia (KSA), Imigrasi dan Kementerian Dalam Negeri KSA terkait exit permitnya.
"Karena (Jumanti) sudah hampir 30 tahun tanpa iqomah (izin tinggal)," terang Agus.
Dubes Saudi untuk Indonesia Osama rencananya akan melakukan penjemputan khusus Jumanti di Bandara Soetta Jakarta.
Maftuh menambahkan, pertemuan yang dihadiri dirinya dan Dubes Saudi di Indonesia juga untuk memperkuat poros bilateral antar kedua negara sahabat ini yang disebut Saunesia (Saudi-Indonesia).
"Silaturrahim diplomatik ini sangat penting untuk mencari solusi permasalahan-permasalahan strategic partnership di antara kedua negara besar ini," kata Maftuh.
KBRI Riyadh pada tahun 2016 berhasil menyelamatkan gaji Expatriat Indonesia sebesar Rp 30 miliar, sementara di tahun 2017 mencapai angka Rp 40 miliar.
Berita ditemukannya Qibtiyah itu langsung viral. Masyarakat ingin tahu di mana sebenarnya tempat tinggal nenek yang telah menerima gaji 266 juta dari majikannya di KBRI Riyadh.
Karena ada beberapa alamat berbeda yang disebut. Mulai dia berasal dari Desa Grajagan Bondowoso, Desa Dadapan Bondowoso, hingga Qibtiyah sebenarnya tinggal di Kabupaten Jember.
Surya.co.id yang berusaha menelusuri tempat tinggalnya, akhirnya mendapat informasi, bahwa Qibtiyah sebenarnya adalah warga Dusun Curah Sawah, Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember.
Soleh, seorang warga Dusun Curah Sawah membenarkan. Menurutnya, Qibtiyah memang berasal dari kampungnya. Tapi sudah lama dia tidak diketahui rimbanya, sehingga dirinya lupa soal sosok wanita yang sudah meninggalkan desa selama sekitar 30 tahun itu.
"Dia memang warga sini, tapi sudah hilang lama puluhan tahun, gak tau kemana. Saya agak lupa, karena waktu itu saya masih bujang" ujarnya, ketika ditemui dirumahnya (3/5/2018).
Dari sini, Surya lantas mendatangi rumah yang diduga rumah Qibtiyah dan sekarang ditinggali anak ketiganya.
Seorang laki-laki yang mengaku suami dari anak ketiga Qibtiyah menemui. Namun, dia enggan memberi penjelasan ke media.
"Kurang tau saya mas, istri saya juga belum tau akan hal itu (nasib Qibtiyah)," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Nenek Jumanti alias Qibtiyah, 74 tahun, menerima gaji sebesar 76 Ribu Riyal atau sekitar 266 juta Rupiah di KBRI Riyadh.
Perempuan asal Jember Jawa Timur ini menerima gaji dari majikan ketiganya yang diwakili oleh keponakan majikan bernama Kapten Ibrahim Muhammad.
Penyerahan gaji dilakukan pada 29 April 2018, atau sebelum peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia. Dengan disaksikan langsung Dubes RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel dan Dubes Saudi untuk Indonesia, Osama as-Syuaibiy.
Diceritakan Dubes Maftuh, Jumanti sebelumnya dinyatakan hilang hampir 30 tahun lamanya, namun kemudian ditemukan oleh Tim Perlindungan WNI KBRI Riyadh.
"Tim mendapatkan bantuan dari Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud, keponakan Raja Salman yang juga menjabat Gubernur Riyadh," ujar Maftuh, Rabu (2/5/2018).
Dalam pertemuan hangat itu, wakil keluarga majikan, Kapten Ibrahim mengatakan Nenek Jumanti sudah dia anggap seperti ibunya sendiri dan keluarganya akan merasa kehilangan ketika Nenek Jumanti alias Qibtiyah pulang ke Indonesia.
Agus menyampaikan, Jumanti sempat berdialog dengan Dubes Saudi untuk Indonesia Obama.
Jumanti menyatakan tinggal di Saudi maupun di Indonesia sama baiknya.
"Osama (Dubes Saudi untuk Indonesia) sempat bertanya dengan bahasa Arab kepada Nenek Qibtiyah: “kepingin tinggal terus di Saudi atau pulang ke Indonesia”. Sang Nenek langsung menjawab: Tinggal di Saudi juga bagus dan pulang ke Indonesia juga bagus”," ungkapnya.
Saat ini, KBRI sedang mengurus kepulangan Jumanti ke Indonesia dengan melakukan diplomatic efforts yakni membuka komunikasi dengan Kemenlu Kerajaan Saudi Arabia (KSA), Imigrasi dan Kementerian Dalam Negeri KSA terkait exit permitnya.
"Karena (Jumanti) sudah hampir 30 tahun tanpa iqomah (izin tinggal)," terang Agus.
Dubes Saudi untuk Indonesia Osama rencananya akan melakukan penjemputan khusus Jumanti di Bandara Soetta Jakarta.
Maftuh menambahkan, pertemuan yang dihadiri dirinya dan Dubes Saudi di Indonesia juga untuk memperkuat poros bilateral antar kedua negara sahabat ini yang disebut Saunesia (Saudi-Indonesia).
"Silaturrahim diplomatik ini sangat penting untuk mencari solusi permasalahan-permasalahan strategic partnership di antara kedua negara besar ini," kata Maftuh.
KBRI Riyadh pada tahun 2016 berhasil menyelamatkan gaji Expatriat Indonesia sebesar Rp 30 miliar, sementara di tahun 2017 mencapai angka Rp 40 miliar.