Semakin Brutal, Kantor Polrestabes Surabaya Dibom
Kembali terjadi ledakan bom di kawasan Kota Surabaya, Jawa Timur. Ledakan terjadi di sekitar Polrestabes Surabaya Jalan Sikatan, Krembangan.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mengera menjelaskan jika ledakan itu terjadi pukul 08.50 WIB. Namun Barung belum ingin menyampaikan secara rinci ledakan itu.
"Ledakan menyasar ke mana-mana, pukul 08.50 WIB telah terjadi ledakan di Polrestabes Surabaya. Update akan kami sampaikan nanti," kata Barung.
Informasi yang didapat, bom meledak dari sebuah mobil Avanza, namun keterangan ini masih harus dikonfirmasi lagi. Juga sempat disampaikan bahwa Kabid Humas Polda Jatim akan segera melakukan peninjauan langsung ke TKP untuk melihat parah atau tidaknya lokasi kejadian.
"(pada) 8.50 WIB telah terjadi ledakan di Polrestabes Surabaya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mengera yang segera berbegas pergi.
Kamarin bom meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Gereja Kristen Indonesia Diponegoro dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel.
Pelaku bom ini ada 6 orang, mereka semua berkeluarga. Mereka adalah Dita Uprianto dan istrinya, Puji Kuswati. Lalu keempat anak terdiri dari Fadila Sari (12), Famela Rizkita (9), Yusuf Fadhil (18), dan Firman Halim (16).
Wajah Pelaku Bom Surabaya
Polisi akhirnya mengungkap identitas pelaku peledakan di 3 Gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi.
Pelaku merupakan satu keluarga dan tinggal di Rungkut Asri, Surabaya. Mereka berjumlah 6 orang.
"Alhamdulilah, dari identifikasi sudah diketahui. Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja," sebut Tito saat mendampingi Presiden RI Joko Wiedodo di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu (13/5/2018) petang.
Ke 6 pelaku adalah Dita Oepriarto (47), Puji Kuswati (43), Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12), dan Famela Rizqita (9).
Berikut wajah pelaku.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, pelaku ketiga serangan itu masih satu keluarga.
Mereka adalah keluarga Dita Supriyanto, warga Rungkut, Surabaya.
"Alhamdulilah, dari identifikasi sudah diketahui. Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja," sebut Tito saat mendampingi Presiden RI Joko Wiedodo di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu(13/5/2018) petang.
Tito menuturkan, Dita menyerang Gereja Pantekosta Jl Arjuna dengan mengendarai mobil bermuatan peledak yang ditabrakkan ke gereja.
"Ledakan di gereja jalan Arjuno ini yang paling besar," jelas Tito.
Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati dan dua anaknya meledakkan bom di GKI Jl Diponegoro.
Dia datang ke gereja jalan kaki bersama dua anak perempuannya, Fadilah Sari (12) dan Pemela Riskika (9).
Puji bersama dua anak perempuan masuk ke gereja dengan membawa bom bunuh diri yang diikatkan di pinggang.
"Ciri sangat khas, korban rusak perutnya saja. Ibu meninggal, tapi juga ada korban masyarakat," terang Tito.
Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jl Ngagel Madya, bom bunuh diri dilakukan oleh dua anak laki-laki Dita.
Mereka adalah Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16).
Keduanya membawa bom dengan cara dipangku.
Mereka masuk ke gereja naik motor dan memaksa masuk, kemudian bom meledak dan tewas.
"Soal jenis bom apa, belum jelas. Tapi korban pecah dan ledakan besar," terang Tito.
Di tempat terpisah, Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan mengatakan polisi sudah mendatangi rumah pelaku.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mengera menjelaskan jika ledakan itu terjadi pukul 08.50 WIB. Namun Barung belum ingin menyampaikan secara rinci ledakan itu.
"Ledakan menyasar ke mana-mana, pukul 08.50 WIB telah terjadi ledakan di Polrestabes Surabaya. Update akan kami sampaikan nanti," kata Barung.
Informasi yang didapat, bom meledak dari sebuah mobil Avanza, namun keterangan ini masih harus dikonfirmasi lagi. Juga sempat disampaikan bahwa Kabid Humas Polda Jatim akan segera melakukan peninjauan langsung ke TKP untuk melihat parah atau tidaknya lokasi kejadian.
"(pada) 8.50 WIB telah terjadi ledakan di Polrestabes Surabaya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mengera yang segera berbegas pergi.
Kamarin bom meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Gereja Kristen Indonesia Diponegoro dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel.
Pelaku bom ini ada 6 orang, mereka semua berkeluarga. Mereka adalah Dita Uprianto dan istrinya, Puji Kuswati. Lalu keempat anak terdiri dari Fadila Sari (12), Famela Rizkita (9), Yusuf Fadhil (18), dan Firman Halim (16).
Wajah Pelaku Bom Surabaya
Polisi akhirnya mengungkap identitas pelaku peledakan di 3 Gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi.
Pelaku merupakan satu keluarga dan tinggal di Rungkut Asri, Surabaya. Mereka berjumlah 6 orang.
"Alhamdulilah, dari identifikasi sudah diketahui. Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja," sebut Tito saat mendampingi Presiden RI Joko Wiedodo di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu (13/5/2018) petang.
Ke 6 pelaku adalah Dita Oepriarto (47), Puji Kuswati (43), Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12), dan Famela Rizqita (9).
Berikut wajah pelaku.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, pelaku ketiga serangan itu masih satu keluarga.
Mereka adalah keluarga Dita Supriyanto, warga Rungkut, Surabaya.
"Alhamdulilah, dari identifikasi sudah diketahui. Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja," sebut Tito saat mendampingi Presiden RI Joko Wiedodo di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu(13/5/2018) petang.
Tito menuturkan, Dita menyerang Gereja Pantekosta Jl Arjuna dengan mengendarai mobil bermuatan peledak yang ditabrakkan ke gereja.
"Ledakan di gereja jalan Arjuno ini yang paling besar," jelas Tito.
Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati dan dua anaknya meledakkan bom di GKI Jl Diponegoro.
Dia datang ke gereja jalan kaki bersama dua anak perempuannya, Fadilah Sari (12) dan Pemela Riskika (9).
Puji bersama dua anak perempuan masuk ke gereja dengan membawa bom bunuh diri yang diikatkan di pinggang.
"Ciri sangat khas, korban rusak perutnya saja. Ibu meninggal, tapi juga ada korban masyarakat," terang Tito.
Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jl Ngagel Madya, bom bunuh diri dilakukan oleh dua anak laki-laki Dita.
Mereka adalah Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16).
Keduanya membawa bom dengan cara dipangku.
Mereka masuk ke gereja naik motor dan memaksa masuk, kemudian bom meledak dan tewas.
"Soal jenis bom apa, belum jelas. Tapi korban pecah dan ledakan besar," terang Tito.
Di tempat terpisah, Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan mengatakan polisi sudah mendatangi rumah pelaku.