Penyesalan Penguasa Yang Tak Mau Menyantuni Janda dan Anak Yatim
Banyak kisah terkait menyantuni janda dan anak yatim ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Dikisahkan ada seorang janda bersama beberapa putrinya. Sepeninggal suaminya, janda itu jatuh miskin sehingga terpaksa, dirinya beserta anak-anaknya tinggal di surau. Setiap pagi, janda itu pergi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Setelah beberapa lama dijalaninya, terpikirlah ia untuk mengadukan kesulitan hidupnya kepada penguasa setempat. Namun sang penguasa tidak mempercayai dan menolak untuk memberikan bantuan.
Janda itu dengan sedih keluar dari rumah penguasa itu dan ditengah jalan bertemulah ia dengan seorang majusi. Majusi ini mau mendengarkan cerita janda itu dan langsung terketuk hatinya untuk membawa janda itu ke rumah dan segera meminta pelayannya untuk menjemput anak-anak janda itu. Di rumah Majusi itu, janda beserta anak-anaknya dimulyakan dan diperlakukan sangat baik olehnya.
Selang beberapa waktu, penguasa yang menolak permintaan janda itu bermimpi. Dia melihat gedung besar di syurga dan seketika dia bertanya kepada Nabi Saw. Nabi Saw menjawab: “Rumah besar itu diperuntukkan untuk orang muslim”. Lalu ia berkata: “Sayalah orang muslim”. Nabi Saw berkata: “Mana buktinya sebagai muslim?” Lalu diceritakan oleh nabi Saw tentang dirinya saat menolak membantu janda itu. Dia kemudian terbangun dan menyesal.
Lalu dia segera mencari janda itu dan mendapatkan informasi bahwa janda dan anak-anaknya sudah tinggal bersama Majusi. Ia kemudian menemui Majusi itu dan meminta kepadanya agar janda dan keluarganya dapat dikembalikan kepadanya, dialah yang pantas menyantuninya karena dirinya seorang muslim.
Majusi kemudian menjawab : “Aku telah merasakan berkah dengan merawat janda beserta anak-anaknya ini”. Penguasa itu tidak habis akal ditawarinya Majusi itu uang seribu Dinar untuk dapat menebus janda dan anak-anaknya kembali padanya. Majusi selanjutnya berkata: “Memang sayalah yang berhak dan gedung besar yang ada dalam mimpimu telah juga menjadi milikku”.
Penguasa berkata: “Kamu bukan Muslim?” Majusi menjawab : “Apakah kamu akan berbangga padaku tentang islammu, demi Allah berkat janda dan anak-anaknya kami sekeluarga telah menjadi muslim dan saya telah bermimpi bertemu dengan Nabi Saw dan memberikan gedung besar itu kepadaku”. Mendengar itu, penguasa itu keluar dan kembali kerumah dengan perasaan menyesal tiada terkira. (Irsyadul Ibad).
Wallahu a’lam
Dikisahkan ada seorang janda bersama beberapa putrinya. Sepeninggal suaminya, janda itu jatuh miskin sehingga terpaksa, dirinya beserta anak-anaknya tinggal di surau. Setiap pagi, janda itu pergi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Setelah beberapa lama dijalaninya, terpikirlah ia untuk mengadukan kesulitan hidupnya kepada penguasa setempat. Namun sang penguasa tidak mempercayai dan menolak untuk memberikan bantuan.
Janda itu dengan sedih keluar dari rumah penguasa itu dan ditengah jalan bertemulah ia dengan seorang majusi. Majusi ini mau mendengarkan cerita janda itu dan langsung terketuk hatinya untuk membawa janda itu ke rumah dan segera meminta pelayannya untuk menjemput anak-anak janda itu. Di rumah Majusi itu, janda beserta anak-anaknya dimulyakan dan diperlakukan sangat baik olehnya.
Selang beberapa waktu, penguasa yang menolak permintaan janda itu bermimpi. Dia melihat gedung besar di syurga dan seketika dia bertanya kepada Nabi Saw. Nabi Saw menjawab: “Rumah besar itu diperuntukkan untuk orang muslim”. Lalu ia berkata: “Sayalah orang muslim”. Nabi Saw berkata: “Mana buktinya sebagai muslim?” Lalu diceritakan oleh nabi Saw tentang dirinya saat menolak membantu janda itu. Dia kemudian terbangun dan menyesal.
Lalu dia segera mencari janda itu dan mendapatkan informasi bahwa janda dan anak-anaknya sudah tinggal bersama Majusi. Ia kemudian menemui Majusi itu dan meminta kepadanya agar janda dan keluarganya dapat dikembalikan kepadanya, dialah yang pantas menyantuninya karena dirinya seorang muslim.
Majusi kemudian menjawab : “Aku telah merasakan berkah dengan merawat janda beserta anak-anaknya ini”. Penguasa itu tidak habis akal ditawarinya Majusi itu uang seribu Dinar untuk dapat menebus janda dan anak-anaknya kembali padanya. Majusi selanjutnya berkata: “Memang sayalah yang berhak dan gedung besar yang ada dalam mimpimu telah juga menjadi milikku”.
Penguasa berkata: “Kamu bukan Muslim?” Majusi menjawab : “Apakah kamu akan berbangga padaku tentang islammu, demi Allah berkat janda dan anak-anaknya kami sekeluarga telah menjadi muslim dan saya telah bermimpi bertemu dengan Nabi Saw dan memberikan gedung besar itu kepadaku”. Mendengar itu, penguasa itu keluar dan kembali kerumah dengan perasaan menyesal tiada terkira. (Irsyadul Ibad).
Wallahu a’lam