Sedekah Ke Masjid, Anak Batal Opname, Alhamdulillah!
Orang tua mana yang tega melihat anaknya mengalami demam tinggi hingga melebihi rata-rata suhu badan. Demikian pula yang dirasakan Nurul Hidayati (57). Saat anaknya sakit dan diperkirakan terserang tifus, ia memilih bersedekah ke masjid. hasilnya, demam anaknya menurun dan anaknya batal diopname.
Hidup dalam ekonomi yang cukup, tidak membuat Nurul Hidayati lupa untuk berbagai dengan sesama. Melakukan sedekah adalah salah satu cara yang dilakukan oleh ibu tiga anak ini hingga kini.
"Sedekah adalah pemupuk untuk memantapkan atau menggemukkan ibadah kita. Sementara, shalat itu adalah bentuk kita bayar utang kepada Allah atas nikmat-Nya selama ini," ujarnya.
Bagi Nurul, ikhlas adalah hal pertama yang harus ditanamakan terhadap dirinya dan anak-anaknya dalam memberikan sedekah. Hal kedua yakni harus yakin dengan semua balasan Allah.
Ketika ia mendapatkan ujian, salah satu putranya diuji sakit. Suhu tubuh anaknya mencapai 48 derajat, ibu yang berprofesi sebagai tenaga pendidik di SD Sumber Asih, Kabupaten Probolinggo ini bingung. Apakah harus mengantarkan putranya ke rumah sakit atau memenuhi kewajibannya sebagai seorang pendidik.
"Waktu itu, saya bilang ke anak saya, 'Sabar ya, Nak. Ibu ke sekolah dulu, baru kita ke rumah sakit'. Kebetulan putra pertama saya bekerja di rumah sakit. Jadi, saya telepon dia untuk mencarikan kamar dulu," ujarnya.
SEDEKAH KE MASJID
Ia kemudian berangkat ke sekolah untu mengoordinir para siswanya dan meminta izin karena tidak masuk secara penuh, karena harus mengantarkan putranya ke rumah sakit. Dalam perjalanan ke rumahnya, ia melihat ada masjid yang sedang dibangun di seberang rel kereta api. Tiba-tiba saja hatinya tergerak untuk memberikan sedekah untuk pembangunan masjid tersebut.
Ia kemudian memberikan uang sedekahnya ke masjid tersebut dengan nominal yang tidak disebutkan.
"Nominal yang pasti tidak saya sebutkan, tapi insya Allah kalau kita melakukan sedekah itu adalah sesuatu yang kita senangi dan tentunya kita cukup berat untuk memberikan itu. Tapi, semoga dengan keikhlasan dan untuk jalan Allah, maka saya yakin Allah pasti akan membalasnya," ujarnya dengan yakin.
Ia berharap, semoga apa yang disedekahkan akan mendapatkan berkah dan ridha Allah. Ia berpikir, daripada uang dibuat untuk berobat, lebih baik untuk sedekah di jalan Allah.
Sampai di rumah, ia masih mendapati putranya dengan demam tinggi. Secara medis, bisa saja putranya akan terserang kejang atau terserang tifus karena demam yang sangat tinggi. Namun, ia selalu berdoa agar tidak terjadi apa-apa.
BATAL OPNAME
Sambil menunggu mendapatkan kabar dari putra pertamanya, dia dudukd i kursi Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Tongas. Demam putranya perlahan-lahan mulai menurun. Padahal belum ditangani oleh pihak rumah sakit.
Ketika demamnya cukup reda, pihak rumah sakit kemudian melakukan tes darah dan uji laboratorium. Setelah menunggu beberapa lama, pihak rumah sakit mengeluarkan hasil tes uji laboratorium.
Hasilnya cukup mengejutkan karena putranya tidak menderita sakit apa-apa. Padahal menurut perkiraan beberapa perawat yang menungguinya di UGD, anaknya akan terserang tifus atau demam berdarah.
"Alhamdulillah, hasilnya ternyata anak saya tidak sakit apa-apa. Demamnya juga sedikit demi sedikit menurun. Kemudian pihak dari rumah sakit menyuruh kami pulang karena tidak harus melakukan opname," Ucapnya dengan penuh syukur.
Pada saat itu Nurul telah memberikan sejumlah uang ke rumah sakit untuk memesan kamar dan biaya opname. Namun, karena anaknya urung diopname, maka uang itu pun dikembalikan lagi.
Bantu Share Juga Ke WHATSAPP Ya Sahabat. :) Terima Kasih
Hidup dalam ekonomi yang cukup, tidak membuat Nurul Hidayati lupa untuk berbagai dengan sesama. Melakukan sedekah adalah salah satu cara yang dilakukan oleh ibu tiga anak ini hingga kini.
"Sedekah adalah pemupuk untuk memantapkan atau menggemukkan ibadah kita. Sementara, shalat itu adalah bentuk kita bayar utang kepada Allah atas nikmat-Nya selama ini," ujarnya.
Bagi Nurul, ikhlas adalah hal pertama yang harus ditanamakan terhadap dirinya dan anak-anaknya dalam memberikan sedekah. Hal kedua yakni harus yakin dengan semua balasan Allah.
Ketika ia mendapatkan ujian, salah satu putranya diuji sakit. Suhu tubuh anaknya mencapai 48 derajat, ibu yang berprofesi sebagai tenaga pendidik di SD Sumber Asih, Kabupaten Probolinggo ini bingung. Apakah harus mengantarkan putranya ke rumah sakit atau memenuhi kewajibannya sebagai seorang pendidik.
"Waktu itu, saya bilang ke anak saya, 'Sabar ya, Nak. Ibu ke sekolah dulu, baru kita ke rumah sakit'. Kebetulan putra pertama saya bekerja di rumah sakit. Jadi, saya telepon dia untuk mencarikan kamar dulu," ujarnya.
SEDEKAH KE MASJID
Ia kemudian berangkat ke sekolah untu mengoordinir para siswanya dan meminta izin karena tidak masuk secara penuh, karena harus mengantarkan putranya ke rumah sakit. Dalam perjalanan ke rumahnya, ia melihat ada masjid yang sedang dibangun di seberang rel kereta api. Tiba-tiba saja hatinya tergerak untuk memberikan sedekah untuk pembangunan masjid tersebut.
Ia kemudian memberikan uang sedekahnya ke masjid tersebut dengan nominal yang tidak disebutkan.
"Nominal yang pasti tidak saya sebutkan, tapi insya Allah kalau kita melakukan sedekah itu adalah sesuatu yang kita senangi dan tentunya kita cukup berat untuk memberikan itu. Tapi, semoga dengan keikhlasan dan untuk jalan Allah, maka saya yakin Allah pasti akan membalasnya," ujarnya dengan yakin.
Ia berharap, semoga apa yang disedekahkan akan mendapatkan berkah dan ridha Allah. Ia berpikir, daripada uang dibuat untuk berobat, lebih baik untuk sedekah di jalan Allah.
Sampai di rumah, ia masih mendapati putranya dengan demam tinggi. Secara medis, bisa saja putranya akan terserang kejang atau terserang tifus karena demam yang sangat tinggi. Namun, ia selalu berdoa agar tidak terjadi apa-apa.
BATAL OPNAME
Sambil menunggu mendapatkan kabar dari putra pertamanya, dia dudukd i kursi Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Tongas. Demam putranya perlahan-lahan mulai menurun. Padahal belum ditangani oleh pihak rumah sakit.
Ketika demamnya cukup reda, pihak rumah sakit kemudian melakukan tes darah dan uji laboratorium. Setelah menunggu beberapa lama, pihak rumah sakit mengeluarkan hasil tes uji laboratorium.
Hasilnya cukup mengejutkan karena putranya tidak menderita sakit apa-apa. Padahal menurut perkiraan beberapa perawat yang menungguinya di UGD, anaknya akan terserang tifus atau demam berdarah.
"Alhamdulillah, hasilnya ternyata anak saya tidak sakit apa-apa. Demamnya juga sedikit demi sedikit menurun. Kemudian pihak dari rumah sakit menyuruh kami pulang karena tidak harus melakukan opname," Ucapnya dengan penuh syukur.
Pada saat itu Nurul telah memberikan sejumlah uang ke rumah sakit untuk memesan kamar dan biaya opname. Namun, karena anaknya urung diopname, maka uang itu pun dikembalikan lagi.
Bantu Share Juga Ke WHATSAPP Ya Sahabat. :) Terima Kasih